TAFSIRAN ORANG BODOH BERBAHAYA
TAFSIRAN bisa benar, bisa juga salah. Tapi tafsiran orang bodoh sulit mendekati kebenaran.
Seorang anak buah kapal baru saja bergabung. Ia diterima karena rajin dan kuat. ABK ini juga cepat mengambil inisiatif.
Dalam sebuah pelayaran pertamanya, ia sudah banyak melakukan banyak hal. Selain melayani pimpinan, ia terlihat rajin membereskan geladak kapal yang terbuat dari kayu itu.
Pelayaran kali ini ditaksir bisa menghasilkan banyak tangkapan ikan. Dan hal itu memang target dari sebuah pelayaran kapal nelayan.
Suatu kali, nakhoda menyadari sesuatu. “Ampun, kita melupakan cadangan air minum kita,” ucapnya yang didengar semua ABK.
Sebagian besar dari belasan ABK itu langsung mendongak ke langit. Hanya si ABK baru yang melihat ke bawah kapal.
Mereka yang mendongak ke langit seperti seragam menghitung apakah akan turun hujan. Karena hanya dari situ harapan bisa minum akan tersedia.
Tapi si ABK baru punya ide ‘briliyan’. Ia melihat ke arah bawah seperti menemukan cara efektif memperoleh air minum.
Beberapa jam setelah pelayaran berlangsung, malam mulai datang. Tapi, hujan yang dinanti-nanti tak kunjung tiba. Saat itulah mereka tertidur dalam kehausan.
Si ABK baru ini mengulang lagi tafsiran ‘brilyan’nya. Ia heran kenapa hanya dirinya yang punya pikiran itu. Apa itu?
Ia heran, kenapa semua orang di kapal ini hanya mengharapkan air hujan yang belum pasti. Padahal, kapal ini sedang berada di atas air.
Di saat semua tertidur, ia pun turun ke dasar kapal. Ia sengaja tidak ingin menyusahkan ABK lain yang nyenyak istirahat.
Ia pun membawa gergaji dan parang. Ia berpikir, kalau dasar kapal ini dilubangi, akan ada air yang bisa mengalir masuk dan dimanfaatkan.
Lagi-lagi ia sangat heran, kenapa hanya dirinya yang punya tafsiran ‘brilyan’ ini.
**
Bayangkan jika sebuah organisasi, sebuah perusahaan, bahkan sebuah negara memiliki pejabat yang seperti kisah ABK baru di atas. Maka tafsiran solutifnya bukan hanya akan mencelakai dirinya, tapi juga seisi organisasi, perusahaan, dan negara itu.
Mᴏᴠᴇᴏɴ
Saatnya bergerak wala selangkah. Karena petualangan ribuan mil pun diawali oleh langkah pertama.
Operating as usual
PENGALIHAN DAN PENYESATAN
Sebagian dari game, kompetisi, persaingan, tantangan, perlombaan, dan penilaian yang berlangsung di dunia kadang hanya dibuat-buat saja (disetting), sebagai pengalihan dan penyesatan belaka, untuk tujuan mereka mencari keuntungan pribadi/kelompok, sehingga nanti kalian belakangan akan mengetahui, siapa yang curang, tidak fair, tidak sportif dan sebagainya.
Tentu saja Allah Maha Mengetahui baik yang terbuka maupun yang tersembunyi. Maka jangan mempunyai tujuan selain Allah.
QS 2.Al-Baqarah : 147 dan 148
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Kebenaran itu dari Tuhanmu. Maka, janganlah sekali-kali engkau (Nabi Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu.
Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
NILAI MANUSIA DITENTUKAN DI BAGIAN AKHIR
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah kalian terkagum dengan amalan seseorang sampai kalian melihat amalan akhir hayatnya. Karena mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan amalan yang shalih, yang seandainya ia mati, maka ia akan masuk surga. Akan tetapi, ia berubah dan mengamalkan perbuatan jelek.”
“Mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan suatu amalan jelek, yang seandainya ia mati, maka akan masuk neraka. Akan tetapi, ia berubah dan beramal dengan amalan saleh. Oleh karenanya, apabila Allah menginginkan satu kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan menunjukinya sebelum ia meninggal.”
BERBOHONG UNTUK KEBAIKAN?
ADAKALANYA seseorang melakukan kebohongan karena rasa sayang. Menganggap bahwa berbohong yang dilakukan untuk kebaikan.
Lalu bagaimana hukumnya dalam Islam?
Ustaz Farid Nu’man Hasan mengatakan bahwa bohong atau dusta adalah salah satu akhlak TERCELA dan DOSA BESAR.
Dalam hadits shahih tertulis :
وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ الله كَذَّاباً
“Dan sesungguhnya berdusta itu menjerumuskan kepada keburukan atau durhaka dan sesungguhnya keburukan atau durhaka itu membawa kepada neraka dan sesungguhnya seseorang itu benar-benar berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang pendusta.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Aisyah Radhiallahu ‘Anha berkata:
مَا كَانَ خُلُقٌ أَبْغَضَ إِلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْكَذِبِ
“Tidak ada akhlak yang lebih dibenci oleh para sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dibanding berbohong.” (H.R. Ahmad, 42/101. Shahih).
Bahkan dusta menjadi salah satu ciri-ciri zahir orang munafiq, sebagaimana hadits yang terkanal:
آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafiq itu ada tiga: jika bicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika diberikan amanah dia berkhianat.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Namun demikian, ada keadaan dimana berbohong itu dibolehkan. Keadaan itu adalah:
1. Saat berperang fisik. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
فَإِنَّ الْحَرْبَ خَدْعَةٌ
“Maka sesungguhnya perang itu tipu daya.” (H.R. Muttafaq ‘Alaihi).
Hukum Berbohong untuk Kebaikan
2. Mendamaikan saudara sesama muslim yang bertengkar, bukan mengadu domba. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ وَيَقُولُ خَيْرًا وَيَنْمِي خَيْرًا
“Bukan kategori berbohong orang yang mendamaikan manusia, dan dia berkata baik dan dengannya dia membina kebaikan.” (HR. Muslim no. 2605).
3. Berbohong suami kepada istri, atau kebalikannya, untuk menjaga perasaannya.
Istri masaknya kurang enak, tapi suami mengatakan enak. Suami belikan sepatu buat istri yang aneh, istri katakan bagus dan sangat s**a.
Imam Muslim menyebutkan dalam Shahih Muslim:
قال بن شهاب ولم أسمع يرخص في شيء مما يقول الناس كذب إلا في ثلاث الحرب والإصلاح بين الناس وحديث الرجل امرأته وحديث المرأة زوجها
Ibnu Syihab berkata: “Aku belum pernah mendengar adanya keringanan sedikit pun dari dustanya manusia kecuali pada tiga hal. Perang, dusta untuk mendamaikan manusia, dustanya suami ke istrinya, dan dustanya istri ke suaminya. (Shahih Muslim no. 2605).
4. Berbohong untuk melindungi nyawa seorang muslim, atau orang shalih yang difitnah dan ingin dicelakai, atau dibunuh.
Jadi jika berbohongnya untuk menguntungkan pribadi atau kelompoknya saja serta membuat sengsara yang lainnya, jelas tercela dan dosa besar.
Chanel Muslim:
HATI-hati dengan yang kecil.
HATI-hati dengan yang kecil. Meski secara volume kecil, tapi nilainya tetap sama di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Seorang kiyai biasa melalui gang kecil untuk menuju masjid saat azan berkumandang. Rumahnya ada di ujung gang.
Gang yang hanya bisa dilewati motor itu tidak seluruhnya dipenuhi rumah-rumah permanen. Ada juga yang masih terbuat dari bilik.
Sebuah rumah yang terbuat dari bilik bambu itu, tempat biasa Pak Kiyai berhenti sejenak. Ada sebagian biliknya yang sudah mengelupas dan mudah dipotek dengan jari.
Kadang sehabis makan dan ada sisa makanan yang ‘nyelip’ di sela gigi, Pak Kiyai memotek bilik yang terkelupas untuk mencongkelnya. Rasanya sangat praktis buat Pak Kiyai.
Meski jarang, Pak Kiyai tidak ingat sudah berapa kali ia memotek bilik rumah itu untuk sekadar mencongkel sisa makanan di sela gigi.
Suatu kali ia bermimpi. Di padang mahsyar, malaikat mempersilakan rombongan manusia termasuk Pak Kiyai untuk masuk surga.
Pintu surga sudah tampak. Harum semerbak anginnya sudah kentara tercium. Tiba-tiba, ada malaikat lain yang menghentikan langkah Pak Kiyai.
“Hei, Kiyai! Anda dilarang masuk. Tempat Anda bukan di sini,” ucapnya.
“Tapi, saya kan orang soleh. Saya tak pernah berbuat dosa!” sergah Pak Kiyai.
Sebuah tayangan video diputar malaikat. Terlihatlah di situ, bagaimana Pak Kiyai sudah puluhan kali ‘mencuri’ bagian bilik rumah tetangganya itu.
Pak Kiyai kaget. Ia baru sadar kalau sudah mencuri sebagian properti tetangganya. Ia pun pasrah. Dan malaikat pun melemparnya ke neraka.
Pak Kiyai terbangun dari mimpi dan tidurnya. Ia berteriak-teriak, “Ampuni saya! Ampuni saya!”
Saat itu juga ia meminta maaf ke tetangganya. Tapi, tetangganya hanya bingung mau bilang apa.
**
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Pelanggaran kecil bukan soal volume dan berat. Tapi tentang hukum siapa yang telah kita langar.
9 NAMA SETAN YANG PERLU DIWASPADAI
1. Zalitun:
Menggoda orang di pasar, menebar kecurangan.
2. Wathin:
Membawa musibah dan bencana, memperdaya manusia untuk berzina.
3. A‘wan:
Menggoda para penguasa dan pemimpin untuk serakah dan menindas rakyat.
4. Haffaf:
Menggoda orang lewat minuman keras. Karena pengaruh alkohol orang dapat melakukan kejahatan apa pun.
5. Marrah:
Menguasai musik dan nyanyian yang melalaikan manusia untuk beribadah
6. Luqus:
Menggoda orang yang menyembah api (Majusi).
7. Masut:
Menyebarkan berita palsu dan gosip.
8. Dasim:
Menyebabkan pertengkaran dalam rumah tangga, khususnya ketika seseorang masuk rumah tanpa memberi salam atau menyebut nama Allah.
9. Walhan:
Membuat orang ragu-ragu dalam wudhu, salat, dan ibadah lainnya.
Perkataan sahabat Umar bin Khattab Ra seperti ditulis dalam buku karya Syekh Nawawi al Bantani:
Nasoihul Ibad Syarah Al Munabbihat Ala Isti’dad Li Yaum Al Mi’ad
7 TAHAPAN MENDALAMI ILMU
Perbedaan sudut pandang dalam melihat satu permasalahan yang berdampak pada perbedaan kesimp**an sesungguhnya adalah sesuatu yang wajar terjadi.
Yang tidak wajar, dan tidak boleh dianggap biasa, adalah ketika perbedaan tersebut berdampak pada pengkafiran. Karena sesungguhnya dari ‘pengkafiran’ ke ‘pembunuhan’ hanya satu langkah.
Di antara penyebab sebagian orang begitu mudah melontarkan statement ‘kafir’, ‘murtad’, dan sebagainya adalah karena ilmu yang diperoleh tidak melalui tahapan-tahapan yang semestinya dilalui seorang pencari ilmu.
Dalam konteks ini, menarik untuk dicermati penjabaran Dr. Hamzah al-Bakri tentang apa saja tahapan dan langkah-langkah yang mesti ditempuh seorang penuntut ilmu.
Beliau menyebut ada tujuh langkah pokok :
Pertama, memberikan perhatian utama pada ilmu-ilmu alat.
Kedua, bertahap dalam mempelajari berbagai level dalam satu cabang ilmu.
Ketiga, memenuhi semua yang dituntut dalam setiap level tersebut.
Keempat, bertahap ketika berpindah dari satu ilmu ke ilmu yang lain.
Kelima, belajar di bawah bimbingan guru yang berkompeten dan menaiki tangga demi tangga keilmuan di bawah pengawasan mereka.
Keenam, memiliki gambaran yang jelas dan lengkap terhadap setiap cabang ilmu dengan menguasai prinsip-prinsip dasarnya.
Ketujuh, mempelajari ilmu-ilmu keislaman dengan pandangan yang komprehensif (menyeluruh dan saling menyempurnakan). Lalu beliau memberikan satu contoh menarik.
Tafsir Al-Quran, yang oleh sebagian orang dipandang sebagai sesuatu yang ‘mudah’, oleh para ulama dulu diletakkan di bagian ‘terakhir’ untuk dipelajari.
Karena untuk memahami ayat demi ayat dalam Al-Quran yang tentu mengandung berbagai dimensi keilmuan, seseorang mesti paham dulu ilmu alat dengan segala variannya, memahami ilmu fiqih untuk bisa memahami ayat-ayat ahkam, memahami ilmu ushul untuk bisa memahami dasar-dasar hukum dalam Al-Quran dan seterusnya.
Karena itu, para ulama yang menulis tafsir, seperti Imam Baidhawi, Imam ar-Razi dan sebagainya, mereka menulis tafsir di akhir-akhir kehidupan mereka.
Mereka baru ‘berani’ menafsirkan al-Quran setelah menguasai dan menulis berbagai bidang keilmuan; Ushul Fiqih, Fiqih, Ilmu Kalam dan sebagainya.
Ini berbanding terbalik dengan pembelajaran tafsir di masa ini yang rata-rata sudah dipelajari di tahun pertama belajar.
Padahal ilmu alat untuk memahami kata demi kata dalam al-Quran belum dimiliki secara memadai, atau bahkan belum ada sama sekali.
Semoga hal ini menjadi perhatian kita semua.
FENOMENA Judi Online (Judol) menjadi bencana nasional. Berdasarkan usia, jumlah penduduk Indonesia yang melakukan Judol adalah sebagai berikut:
di bawah 10 tahun = 80 ribu
11-20 tahun = 440 ribu
21-30 tahun = 520 ribu
31-50 tahun = 1,64 juta
di atas 50 tahun = 1,35 juta.
Bahkan diindikasikan ada 1000 anggota dewan terhormat yang terpapar Judol, dan dua anggota DPR-RI diadukan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena judol.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan peringatan keras terkait khamr dan judi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi, berhala, dan mengundi nasib adalah tindakan najis yang merupakan perbuatan setan. Oleh karena itu, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian beruntung.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 90)
Kemudian Allah sebutkan tujuan setan menggoda manusia adalah untuk melakukan tindakan semacam ini:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ
“Sesungguhnya setan ingin menanamkan permusuhan dan kebencian di antara kalian dengan menggunakan godaan minum khamr dan judi, serta menghalangi kalian dari berdzikir kepada Allah dan menjalankan shalat. Apakah kalian tidak menghentikannya?” (QS. Al-Ma’idah[5]: 91)
6 Sisi Buruk Judi dan Khamr
Para ulama mengatakan bahwa dalam dua ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan penekanan larangan terhadap praktik perjudian dan minuman keras dengan 10 penekanan.
Sisi pertama:
Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan panggilan iman: “Ya ayyuha-alladhina amanu…” (Wahai orang-orang yang beriman). Dan setiap perintah atau keterangan yang didahului dengan panggilan iman, maka itu bagian dari konsekuensi iman. Artinya ketika ada perintah yang didahului dengan panggilan iman, berarti melaksanakan perintah itu adalah konsekuensi iman. Jika berisi larangan yang didahului panggilan iman, berarti meninggalkan larangan itu juga bagian dari konsekuensi iman. Sehingga orang yang imannya sempurna dan yang ingin menyembpurnakan iman, maka seharusnya dia melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya yang didahului oleh “Ya ayyuha-alladhina amanu…”
Sisi kedua
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut judi dalam deretan tindakan-tindakan kesyirikan. Di ayat itu ada “al-anshab” dan “al-azlam,” yang merupakan tradisi dan budaya orang musyrikin. “Al-anshab” adalah lambang kesyirikan dan paganisme (berhala), sedangkan “al-azlam” adalah cara orang musyrikin menguji nasib mereka. Dan dalam ushul fiqih, ada yang disebut “dalalatul iqtiran,” yaitu menggunakan indikasi adanya kesamaan dalam status karena disebutkan dalam satu kalimat yang sama. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut khamr dan judi sejajar dengan berhala dan azlam, menunjukkan bahwa tindakan ini adalah tindakan yang sangat tercela.
Sisi ketiga
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut perbuatan ini sebagai perbuatan najis (rijsun), yang berarti najis perbuatan meskipun fisiknya tidak najis. Najis perbuatan bermakna, tidak selayaknya seorang mukmin yang hatinya suci dan orang baik yang ingin membersihkan dirinya mengotori perbuatannya dengan tindakan maksiat yang najis.
Sisi keempat
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut perbuatan ini sebagai “amalusy syaithan,” yaitu aktivitas setan. Sesungguhnya praktik judi dan minum khamar adalah bagian dari perbuatan setan.
Sisi kelima
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk menjauhinya.
Sisi keenam
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan janji bahwa siapa yang meninggalkannya akan mendapatkan keberuntungan. “La’allakum tuflihun (Agar kalian beruntung).”
4 Tujuan Besar Setan
Enam sisi telah disebutkan di ayat 90. Selanjutnya, empat penekanan haramnya khamr (minuman keras) dan judi ada di ayat 91. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut tujuan besar mengapa setan menggoda manusia untuk minum khamr dan melakukan praktek judi.
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ
“Sesungguhnya setan punya keinginan besar untuk menjerumuskan kalian terhadap permusuhan dan saling membenci dengan menggunakan godaan khamr dan judi…”
Sehingga, jika kita mengetahui bahwasannya musuh besar kita (setan) menggoda dengan hal ini adalah agar kita bermusuhan, kenapa kita perlu membelanya? Kenapa kita melakukannya, bahkan memberikan fasilitas yang lebih untuknya?
Di masa jahiliyah, sebagaimana keterangan yang disebutkan oleh Al-Baghawi dalam tafsirnya, orang ketika berjudi, taruhannya bisa sampai istri dan anaknya. Sehingga siapa yang kalah, dia kehilangan istri dan anaknya, dan itu sampai menimbulkan pertempuran dan peperangan antara suku demi membela anggota keluarga yang hilang akibat kalah judi. Maka bisa jadi hal yang sama juga muncul di zaman sekarang, dimana ada orang yang bertaruh dengan nilai yang besar sampai kehilangan harta yang banyak.
Kemudian, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut bahwa setan akan menghalangi kita dari dzikrullah (mengingat Allah) disebabkan praktek judi dan khamr, serta menghalangi kita dari shalat disebabkan karena praktek judi dan khamr. Ini tiga larangan. Dan yang keempat adalah Allah berkata: “Tidakkah dengan memperhatikan semacam ini semua kalian akan menghentikannya?”
Inilah 10 penekanan yang diberikan oleh Allah Ta’ala dalam ayat 90 dan 91 surah Al-Maidah, mengenai haramnya khamr dan judi.
Kita mohon kepada Allah, semoga Ia melindungi diri dan anak keturunan kita dari bahaya maksiat ini.
Dalam hadits riwayat Bukhari, dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menyebutkan:
إنَّه لا يأتي على الناس زمانٌ إلَّا وما بعده أشر منه
“Tidaklah datang satu zaman di tengah umat manusia kecuali zaman setelahnya kondisinya lebih buruk dibandingkan zaman sebelumnya.” (HR. Bukhari)
Artinya lebih buruk dalam perhitungan dengan kacamata norma agama. Semakin jauh dari zaman Nubuwwah, maka manusia semakin jauh dari norma yang dibawa dan menjadi ajaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Karena itulah, dulu orang berbuat maksiat gerakannya terbatas. Sekarang, ketika berbuat maksiat, demikian dimudahkan dengan banyak fasilitas. Bahkan tinggal membuka HP, bisa melakukan aneka maksiat. Tidak hanya sebatas maksiat nonton sesuatu yang tidak benar, termasuk juga maksiat perjudian. Salah satu di antaranya adalah judi online. Kalau kita tahu bahasanya, praktik semacam ini masuk dalam dua ayat yang menyebutkan 10 sisi larangan praktik judi, maka judi online juga bagian di dalamnya.
Siapapun yang melakukannya, maka dia melanggar 10 larangan yang disebutkan di Surah Al-Maidah ayat 90 dan 91. Dan bagi siapapun di antara kita yang mengetahui temannya melakukan hal ini, beri peringatan. Kasihan dia, karena sesungguhnya dia bagian dari korban setan. Allah katakan: “Sesungguhnya judi itu bagian dari perbuatan setan,” dan setan menginginkan agar muncul permusuhan di kalangan mereka.
Anda bisa lihat, banyak sekali perceraian yang terjadi karena judi online, banyak keluarga yang berkelahi dan hancur gara-gara judi online. Ada orang yang utangnya banyak akibat judi online, tegang antara orang tua dan anak karena judi online, termasuk juga yang lepas kontrol adalah mahasiswa yang mungkin ingin kaya secara instan.
Model kaya secara instan inilah yang dapat menyebabkan seseorang terjerumus dalam praktik yang dilarang. Awalnya mungkin iseng dengan game yang tidak ada taruhan dan terlihat gampang, akhirnya masuk ke judi online dan menjadi korban.
Semoga kita bisa saling bekerjasama untuk membasmi praktik judi online. Dan karena ini melanggar aturan negara, Anda bisa melaporkannya kepada pihak yang berwajib.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan bimbingan kepada kita semua, kaum Muslimin dan masyarakat Indonesia, untuk selalu lebih bijak dalam mencari rezeki dunia, dan semoga hasil pekerjaan kita diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Santi Sinta, L.C
Kisah Malaikat Maut Mencabut Nyawa
Rasulullah SAW, dalam sabdanya, menceritakan rupa malaikat maut ketika mencabut nyawa orang beriman dan orang kafir, serta perbedaan di antara keduanya. Seperti yang diyakini umat Islam, malaikat pencabut nyawa akan datang saat seseorang mendekati ajalnya. Malaikat ini ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengambil roh setiap manusia yang telah mencapai waktu kematiannya.
Rasulullah SAW dalam hadits pernah meriwayatkan wujud dan keadaan malaikat maut saat mencabut nyawa mukmin dan orang kafir. Beliau menyebutkan ada perbedaan antara keduanya. Malaikat maut tampak bahagia dan berseri-seri ketika mengambil roh orang beriman, sementara terlihat seram dan menakutkan saat mencabut nyawa orang kafir.
Kisah Malaikat Mencabut Nyawa Orang Beriman
Mengutip dari buku *Hakekat Ruh*, terjemahan kitab *Ar-Ruh* karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, berikut riwayat shahih mengenai malaikat maut.
Dari Al-Bara bin Azib, ia menceritakan, "Kami sedang mengurus jenazah di Baqi al-Gharqad. Lalu Rasulullah SAW mendatangi kami. Beliau duduk dan kami pun duduk di sekeliling beliau. Di atas kepala kami hinggap seekor burung.
Kemudian beliau menghadap ke arah jenazah itu dan berdoa, "Aku berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur." Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.
Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, seorang hamba (mukmin) jika akan menuju akhirat dan meninggalkan dunia, para malaikat turun kepadanya dengan wajah bercahaya seperti sinar matahari. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang.
Kemudian malaikat pencabut nyawa itu datang dan duduk di dekat kepalanya (hamba mukmin) seraya berkata, "Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya!"
Maka roh itu keluar bagaikan aliran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar rohnya, malaikat maut mengambilnya. Para malaikat lainnya segera mengambil roh tersebut dan meletakkannya di kafan yang tercium semerbak aroma misik (kasturi) paling wangi yang ada di bumi. Para malaikat membawa roh itu naik, melewati sekump**an malaikat yang berucap, "Betapa harumnya roh ini!"
Para malaikat pembawa roh menjawab, "Ini adalah fulan bin fulan," menyebutnya dengan nama terbaik seperti yang disebut di dunia hingga mereka tiba di langit dunia.
Mereka meminta agar langit dibuka, dan langit itu dibukakan. Roh hamba mukmin diantarkan dari satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langit tempat bersemayam Allah SWT. Allah SWT berfirman, "Tulislah kitab hamba-Ku di Illiiyyin dan kembalikan ia ke dunia. Sesungguhnya, Aku menciptakan mereka dari tanah, di dalam tanah p**a Aku akan mengembalikan mereka, dan dari tanah p**a Aku akan mengeluarkan mereka."
Maka roh mukmin dikembalikan ke jasadnya. Lalu dua malaikat (Munkar-Nakir) datang dan mendudukkan jenazahnya. Dua malaikat itu bertanya, "Siapakah Rabbmu?" Hamba mukmin menjawab, "Rabbku Allah SWT." Malaikat itu bertanya kembali, "Apa agamamu?" Ia menjawab, "Agamaku Islam." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?" Ia menjawab, "Beliau adalah Rasulullah SAW."
Dua malaikat kembali bertanya, "Apa yang engkau ketahui tentang benda (Al-Qur'an) ini?" Ia menjawab, "Aku membaca Kitabullah, beriman kepadanya, dan membenarkannya."
Kemudian ada penyeru dari arah langit yang berkata, "Hamba-Ku benar maka hamparkanlah surga baginya dan bukakan salah satu pintu surga untuknya." Maka hamba itu didatangkan dengan aroma rohnya yang harum, makamnya dilapangkan sejauh mata memandang. Ia didatangi seorang laki-laki berwajah menawan, berpakaian indah, dan berbau harum. Lelaki itu berkata, "Bergembiralah karena sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu."
Hamba itu bertanya, "Siapakah engkau, sungguh wajahmu membawa kebaikan." Lelaki itu menjawab, "Aku adalah amal saleh yang engkau lakukan." Hamba itu berkata, "Ya Rabb, datangkanlah hari Kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku."
Kisah Malaikat Mencabut Nyawa Orang Kafir
Rasulullah SAW melanjutkan sabdanya, "Adapun hamba yang kafir, saat ia meninggalkan dunia dan menuju akhirat, para malaikat turun dari langit dengan wajah yang menghitam sambil membawa kain kasar. Mereka duduk sejauh mata memandang. Malaikat pencabut nyawa datang dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, "Hai jiwa yang kotor, keluarlah pada kemurkaan Allah SWT dan kemarahan-Nya."
Rohnya berpencar-pencar di jasadnya, lalu malaikat maut mencabut rohnya itu seperti mencabut besi berduri dari kain wol yang basah. Setelah malaikat pencabut nyawa mengambil rohnya, para malaikat lain segera meletakkannya di atas kain yang mengeluarkan bau busuk seperti bangkai di muka bumi. Mereka membawa roh itu naik, melewati sekump**an malaikat yang bertanya, "Roh siapakah yang berbau busuk ini?" Para malaikat pembawa roh menjawab, "Ini adalah fulan bin fulan," dengan sebutan nama terburuk yang biasa disebut di dunia. Mereka tiba di langit dunia, namun langit itu tidak dibukakan.
Rasulullah SAW membaca ayat, "Tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka dan mereka tidak akan masuk surga sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum." (QS Al-A'raf: 40)
Allah SWT berfirman, "Tulislah kitabnya di dalam penjara di bumi yang bawah." Kemudian rohnya dilemparkan dengan keras. Rasulullah SAW membaca ayat, "Siapa yang mempersekutukan Allah SWT maka seakan-akan ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (QS Al-Hajj: 31)
Rohnya dikembalikan ke jasadnya. Dua malaikat mendatanginya dan bertanya, "Siapakah Rabbmu?" Hamba kafir itu menjawab, "Hah, hah? Aku tidak tahu." Malaikat itu bertanya lagi, "Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?" Ia menjawab, "Hah, hah? Aku tidak tahu."
Penyeru dari langit berkata, "Hamba-Ku ini telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakan pintu yang menuju ke neraka." Maka didatangkan kepadanya hawa panas dan racun neraka, makamnya disempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas. Ia didatangi lelaki berwajah menyeramkan, berpakaian buruk, dan berbau busuk yang berkata, "Terimalah kabar yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu."
Hamba kafir itu bertanya, "Siapakah engkau, sungguh wajahmu sangat buruk." Orang yang datang menjawab, "Aku adalah amal perbuatan burukmu." Hamba itu berkata, "Ya Rabb, janganlah Engkau datangkan hari Kiamat."
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, dan Ibnu Majah, serta dinilai shahih.
Mati adalah sesuatu yang pasti. Selama masih bernama manusia, pasti akan merasakan yang namanya sakaratul maut. Tidak ada yang dapat mencegah datangnya kematian. Jangankan mencegah, menunda sedetik saja tidak ada yang sanggup melakukannya. Allah Swt. berfirman:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ ٣٤
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (Qs. Al-A’raf (7) : 34)
Ketika manusia mati, maka ada empat kewajiban yang harus dilaksanakan oleh mereka yang hidup. Yaitu memandikan mayit, mengkafani, menyolati, dan menguburkannya. Dari sekian masyarakat sekitar harus ada perwakilan dalam perawatan jenazah.
Jika satu kampung tidak ada yang merawatnya, maka berdosalah mereka semua. Karena mentajhiz jenazah hukumnya fardu kifayah. Artinya apabila ada salah satu yang mengerjakan, maka gugurlah kewajiban dari masyarakat setempat.
Saat kita tidak ikut andil dalam perawatan jenazah, misalkan karena beda kampung, maka setidaknya ikut mendoakan dari rumah untuk orang yang meninggal dan yang ditinggalkan. Intinya kita tidak merasa terbebas dari tanggung jawab dalam perawatan jenazah.
Adapun salah satu doa yang dapat kita panjatkan untuk orang yang mati adalah sebagai berikut,
اَلّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِحَقِّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَنْ لا تُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتَ
Allahumma inni asaluka bihaqqi sayyidina muhammadin wa ali sayyidina muhammadin an la tuadziba hadzalmayyita
Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu dengan haknya Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, jangan siksa mayit ini. (Lihat Nihayatuz zain)
Doa tersebut dibaca tiga kali ketika melihat usung-usungan jenazah. Baik melihat dari jarak dekat atau dari jauh. Baik melihat secara langsung atau dari televisi (asal bukan sinetron). Karena doa tidak mengenal jarak dekat atau jauh.
Dengan melaksanakan doa ini, kita tidak hanya memohon kebaikan untuk yang telah meninggal tetapi juga menunjukkan penghormatan dan kepatuhan kita terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW. Ini adalah bentuk pengabdian dan perhatian yang mendalam terhadap mereka yang telah berp**ang, serta bentuk pengakuan akan kekuatan doa sebagai alat untuk memohon keselamatan dan ampunan dari Allah Swt.
Islam Adalah Ummatan Washatan
Dalam Al-Qur’an, umat Islam disebut sebagai Ummatan Washatan dalam Al-Qur’an di beberapa ayat, salah satunya dalam Surah Al-Baqarah ayat 143:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَكُمْ أُمَّةً وَسَطًا وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ شُهَدَاءَ لِتَكُونُوا عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Artinya; “Demikian p**a Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu,” (QS. Al-Baqarah [2]: 143)
Di tengah pergulatan paham-paham keislaman yang bersifat ekslusif, kita mesti kembali melihat arti penting dan spirit dari agama Islam. Pasalnya, pandangan-pandangan keagamaan Islam mesti diletakkan dalam kerangka tafsir, bukan agama itu sendiri. Karena jika tidak kita akan terjatuh pada “berlebihan” (al-Ghulluw) dalam beragama.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa umat Islam merupakan umat pertengahan, ummatan washatan. Keterangan Alquran yang menyebutkan sebagai umat washatan ini merupakan sikap arif dan bijak saat agama banyak dibajak untuk kepentingan kelompok, fraksi dan seterusnya. Di tengah upaya untuk meruwat spirit washatan, saat yang bersamaan terkesan paradox di mana saat bersamaan bermunculan kelompok-kelompok yang dikenal dengan puritan dan fundamentalisme agama.
Penulis sendiri tidak begitu, sependapat dengan istilah fundamentalisme agama. Pasalnya setiap agama memiliki titik pijak dasar yang membedakannya dengan paham, doktrin agama lain, disamping memiliki spirit dan fungsi sosial yang sama bagi ummatnya.
Hasan Hanafi, seorang pemikir Muslim kontemporer asal Mesir, mencatat bahwa istilah fundamentalisme merupakan konstruk atas paham ideology dan merupakan anak tiri dari modernism pasca imperialisme, kolonialisme barat atas dunia Islam. Di saat yang bersamaan ide globalisasi yang menghendaki ruang demarkasi yang jelas antar Negara dan agama.
Menurut penulis sendiri pandangan keagamaan washatiyah memerlukan daya referensial untuk merujuk kepada cara pandang ulama klasik dalam memahami teks-teks Islam. Lantas, jika kita merujuk kepada ahli tafsir klasik, bagaimana pandangan mereka terhadap ayat tentang ummatan washatan.
Imam al-Thabari (923 H) dan al-Wahidi (1076 H) berpendapat bahwa kata ummatan washatan mengindikasikan Islam sebagai agama pertengahan, mengombinasikan unsur-unsur kebaikan dalam agama-agama samawi sebelumnya. Dan di saat yang bersamaan memisahkan (discarding) unsur-unsur yang tidak baik.
Ahli tafsir seperti al-Zamakhsyari dan Ibnu Katsir berpandangan bahwa makna ummah washatan adalah komunitas beragama terbaik, atau manusia terbaik.
Arti ini kemudian harus dipahami bahwa paham dan ajaran Islam memberikan ketenangan dan keberimbangan kepada masyarakat sehingga akan terciptanya kasih sayang dan saling menyayangi antar umat manusia.
Dalam pandangan mufassir modern seperti Muhamamd Abduh bahwa Islam merupakan agama keberimbangan antar dua melampaui batas dan kekurangan (excessiveness and deficiency), yaitu antara sifat asketik dan ketaatan berlebihan. Spirit ummatan washatan itu sejatinya sesuai dengan sabda Nabi, Khairul Umuur awshatuha (sebaik-baik perkara adalah pertengahan).
Konsep ummatan wasathan merupakan pedoman penting bagi umat Islam untuk menjalani kehidupan yang seimbang, moderat, adil, dan penuh dengan teladan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, umat Islam dapat menjadi rahmat bagi seluruh alam dan berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik.
Click here to claim your Sponsored Listing.
Location
Category
Contact the school
Telephone
Website
Address
Pondok Pekayon Indah
Bekasi, 17148
Pemberitahuan, Untuk melihat Posting yang penuh Klik Judul Posting ->Klik Lihat Kiriman Asli (See Original Posting) atau silahkan kunjungi http://dunovteck.wordpress.comAdminDunov Saur Raja Sinurat
Jalan Pulo Ribung No. 2, RT 006 RW 013, Kel. Pekayon Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Grand Galaxy City
Bekasi
Al Anshar Islamic School merupakan lembaga pendidikan Islam di kota Bekasi tingkat SD & SMP yang memberikan perhatian besar kepada pendidikan aqidah, adab-akhlak, ibadah sesuai sunnah, tahfizh Al Quran dan pembetukan karakter diri.
Perumahan Nusa Indah Cibitung Blok E1no 6
Bekasi
Bimbingan Belajar Anak Usia 4-7 Tahun
Jalan Walahir No. 2 Rt 003/004 Kp. Walahir Karangraharja, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Bekasi, 17530
Taman Kana-Kanak Islam Terpadu yang belokasi di Jl. Walahir No.2 Rt 003/04
Bekasi
Bareng Umi Bahas Ilmu Syareat Islam Yuk
Jalan Alam Raya 2, Villa Ciater, Blok C3 No 14. , Puri Gading, Jatiwarna
Bekasi
Goodwill International is a non-profit organisation that provides scholarships for university students from the University of Indonesia and Bogor Agricultural University.
Jln. Andini Sakti No. 31, Kp. Poncol, Ds. Gandasari, Kec. Cikarang Barat
Bekasi, 17530
Lembaga Kursus Bahasa Inggris Online/Offline - Slowly But Sure